Beranda | Artikel
Makna Sifat Maiyyatullah
Sabtu, 23 Oktober 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan

Makna Sifat Ma’iyyatullah ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 16 Rabiul awal 1443 H / 22 Oktober 2021 M.

Kajian Tentang Makna Sifat Ma’iyyatullah

Menit ke-11:24 Pada kesempatan kali ini kita ingin menjelaskan tentang sifat Ma’iyyah, yaitu kebersamaan Allah dan dekatnya Allah.

Setelah kita menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Dzat yang Maha Tinggi di atas ‘Arsy sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya, akan tetapi diwaktu yang sama kita mendapatkan di dalam Al-Qur’an penjelasan bahwa Allah bersama hambaNya dan Allah Maha Dekat. Tentu seolah-oleh telah terjadi pertentangan. Maka muncullah berbagai asumsi pemahaman batil yang telah menjerumuskan orang-orang yang tidak memahami makna dan aqidah Ahlus Sunnah dengan benar. Sehingga mereka mentakwil atau mengingkari dan akhirnya terjadi kebingungan.

Adapun Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kedua perkara tersebut hal yang dipahami dengan benar dan masuk akal. Karena kita berbicara dalam konteks pengagungan sifat-sifat yang berkaitan dengan Allah, bukan dalam konteks ketinggian manusia sebagai makhluk, kedekatan manusia atau kebersamaannya.

Apakah benar pernyataan orang-orang yang mengatakan ‘Allah ada dimana-mana’ dengan berpegang kepada teks Al-Qur’an:

هُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

“Allah bersama kalian..”

Sehingga (dipahami) dzat Allah bersama kalian dimana saja beradaa. Sehingga muncul aqidah wihdatul wujud (Allah menyatu dengan makhluk), atau Allah bertempat di makhluk? Na ‘udzubillahi min dzalik.. Ini aqidah yang kufur.

Dua Makna Ma’iyyatullah (Kebersamaan Allah)

Kalau kita perhatikan dan kita tadabbur ayat Al-Qur’an yang berbicara tentang kebersamaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita akan mendapatkan ada dua bentuk kebersamaan tadi. Dan harus kita pahami bahwa kedua makna tersebut bisa dipahami melihat teks redaksi dan substansi serta susunan kalimat dan konteks dari awal ayat atau penutup ayat. Jadi harus kita pahami secara komprehensif, tidak hanya sekedar mengambil potongan ayat. Karena ini adalah metoda yang keliru dalam memahami ayat.

Kita meyakini tidak ada pertentangan dan kebatilan dalam Al-Qur’an. Allah mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah Kalamullah, tidak ada pertentangan di dalamnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا

“Jika Al-Qur’an datang dari selain Allah, maka akan terdapat di dalamnya pertentangan yang sangat banyak sekali.” (QS. An-Nisa[4]: 82)

Begitu juga tidak ada pertentangan antara Al-Qur’an dengan hadits yang shahih. Karena hadits yang shahih itu adalah wahyu.

Ma’iyyah ‘ammah (kebersamaan secara umum), yaitu meliputi seluruh makhluk. Bahwa tidak satupun makhluk yang keluar dari kebersamaan itu. Dan maksud dari ma’iyyah ‘ammah adalah ilmu dan kekuasan Allah yang meliputi seluruh makhluk (baik yang beriman maupun kafir). Ilmu dan kekuasaan Allah meliputi mereka dimana saja. Allah mengetahui, melihat dan meliputi mereka. Tidak seorangpun yang bisa keluar dari keumuman kebersamaan itu.

Seperti firman Allah:

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ

Ayat ini sebagai dalil ma’iyyah ‘ammah karena redaksinya dari awal sampai akhir berbicara tentang ilmu Allah.

Ma’iyyah Khashah (kebersamaan yang spesial/khusus), spesial untuk hamba-hamba pilihan Allah. Yaitu orang-orang yang beriman, bertakwa, bersabar dan melakukan kebaikan. Hakikat dan maknanya adalah -selain dari ma’iyyah ‘ammah- Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menolong, memberikan kemudahan, membimbing, menyelamatkan, memenangkan dan menjaga mereka.

Ma’iyyah khashah ini selain mencakup ma’iyyah ‘ammah, juga ditambah dengan ma’iyyah dengan makna spesial/khusus. Seperti firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. An-Nahl[16]: 128)

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian

Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50922-makna-sifat-maiyyatullah/